Perilaku Konsumen
Nama : Eggy Febrian
Kelas : 3EA28
NPM : 12212382
1. Segmentasi Pasar Analisis
Demografi
a) Segmentasi Pasar
Segmentasi
pasar merupakan suatu pengelompokkan pasar menjadi beberapa segmen – segmen konsumen yang secara relatif memiliki kebutuhan
produk yang sama. Konsumen memiliki kebutuhan dan keinginan yang unik. Produsen
yang melakukan segmentasi pasar akan berusaha mengelompokkan konsumen kedalam
beberapa segmen yang secara relatif memiliki sifat homogen dan kemudian
memperlakukan masing –
masing segmen dengan cara dan pelayanan yang berbeda. Oleh karena itu, produsen
idealnya mendesain program pemasaran untuk setiap konsumen.
Tujuan dilalukan segmentasi
pasar sebagai berikut :
- Pasar lebih mudah dibedakan
- Pelayanan terhadap konsumen menjadi lebih baik
- Strategi pemasaran lebih terarah
- Dapat menganalisis pasar
- Dapat menentukan strategi komunikasi yang efektif dan efisien
Segmentasi dan kepuasan
Menurut
Philip Kotler (1997:36) Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang
yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja ( hasil) suatu
produk dengan harapannya.
Macam-macam atau Jenis
kepuasan konsumen
Kepuasan konsumen terbagi
menjadi 2 :
- Kepuasan Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi
atau pemakaian suatu produk. Misal : karena makan membuat perut kita
menjadi kenyang.
- Kepuasan Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari
atribut yang bersifat tidak berwujud. Misal : Perasaan bangga karena
mendapat pelayanan yang sangat istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah
.
b) Segmentasi dan
profitabilitas
Profitabilitas
adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menokong
pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas
perseroan biasanya dilihat dari laba rugi perseroan yang menunjukkan laporan
hasil kinerja perseroan.
c) Penggunaan segmentasi
dalam strategi pemasaran
Agar segmentasi pasar dapat
bermanfaat maka harus memenuhi beberapa karakteristik :
- Measurable : Ukuran,
daya beli dan profil segmen harus dapat diukur.
- Accessible : Segmen
pasar harus dapat dijangkau dan dilayani
- Substantial : Segmen pasar harus cukup besar dan menguntungkan.
- Differentiable : Segmen
dapat dipidahkan secara konseptual
- Actionable : Program yang
efektif dibuat untuk menarik dan melayani segmen yang bersangkutan.
d) Analisis konsumen dan
kebijakan sosial
Analisis
konsumen berguna untuk melihat bagaimana konsumen mengambil keputusan dan peran
pemasaran didalamnya. Analisis kebijakan sosial dapat dibedakan dengan
pengembangan kebijakan. Analisis kebijakan tidak mencakup pembuatan proposal
perumusan kebijakan yang akan datang. Analisis kebijakan lebih menekankan pada
penelahan kebijakan yang sudah ada. Sementara itu pengembangan kebijakan lebih
difokuskan pada proses pembuatan proposal perumusan kebijakan yang baru.
e) Perubahan struktur pasar
konsumen
Pasar Persingan Sempurna
- Pasar persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen sangat
banyak dengan memproduksi produk yang sejenis dan jumlah konsumen yang
banyak pula.
Contoh:
Beras, gandum, kentang dll.
- Pasar Monopolistik
Terjadi
ketika jumlah produsen banyak dengan produk yang sejenis namun produk tersebut
berbeda beda antara produsen yang satu dengan yang lainnya. Mempunyai sifat
yaitu brand yang menjadi ciri khas produk berbeda beda.
Contoh:
Makanan ringan (snack) dan sebagainya.
- Pasar Oligopoli
Suatu
bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen dalam satu
wilayah. Perbedaan produk yang ungul merupakan kunci sukses dan harga produk
yang dijual relatif sama.
Contoh:
Industri otomotif sepeda motor maupun mobil.
- Pasar Monopoli
Jika
didalam pasar konsumen hanya terdiri dari satu produsen.
Contoh:
PLN.
2. Proses Pengambilan
Keputusan Oleh Konsumen
a) Model proses pengambilan
keputusan
Proses pengambilan keputusan
yang dilakukan seseorang mengalami berbagai pentahapan sebagai berikut:
- Analisis Kebutuhan. Konsumen merasa bahwa dia membutuhkan sesuatu
untuk memenuhi keinginannya. Kebutuhan itu bisa dibangkitkan oleh dirinya
sendiri ataupun stimulus eksternal. Stimulus bisa melalui lingkungan
bergaul, sesuatu yang dilihat, ataupun dari komunikasi produk atau jasa
perusahaan lewat media massa, brosur, dan lain-lain.
- Pencarian Informasi. Setelah kebutuhan itu dirasakan, konsumen
kemudian mencari produk ataupun jasa yang bisa memenuhi kebutuhannya.
- Evaluasi Alternatif. Konsumen kemudian mengadakan evaluasi
terhadap berbagai alternatif yang tersedia mulai dari keuntungan dan
manfaat yang dia peroleh dibandingkan biaya yang harus ia keluarkan.
- Keputusan Pembelian. Konsumen memutuskan untuk membeli merek
tertentu dengan harga tertentu, warna tertentu.
- Sikap Paska Pembelian. Sikap paska pembelian menyangkut sikap
konsumen setelah membeli produk ataupun mengkonsumsi suatu jasa. Apakah
dia akan puas dan terpenuhi kebutuhannya dengan produk atau jasa tersebut
atau tidak.
b) Tipe – tipe proses pengambilan keputusan konsumen
Tipe
Pengambilan keputusan ( Decision making) : adalah tindakan manajemen dalam
pemilihan alternative untuk mencapai sasaran.
Keputusan dibagi dalam 3 tipe
:
- Keputusan terprogram/keputusan terstruktur : keputusan yg berulang
– ulang dan
rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan
dilakukan terutama pada manajemen tingkat bawah.
- Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur : keputusan
yang sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan
sebagian tidak terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan
membutuhkan perhitungan serta analisis yg terperinci.
- Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur : keputusan yang
tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini
terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan
tidak terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia
dan biasanya berasal dari lingkungan luar.
c) Faktor-faktor yang
mempengaruhi pemecahan masalah antara lain :
- Trial & error : Coba dan salah. Cara ini merupakan metode yang
paling rendah tingkatannya, dilakukan oleh orang yang belum pernah
mengalami atau mengenal dan belum tahu sama sekali. Dalam keperawatan ini
sangat berbahaya dan tidak boleh dilakukan.
Contohnya
: ada klien panas, dicoba diurut, dicoba diberi makan, dicoba ditiup, tidak
berhasil dicoba diberi minum, dibuka baju, diberi kompres sampai berhasil
panasnya turun, dll.
- Intuisi : penyelesaian masalah dengan intuisi atau naluri/ bisikan
hati. Penyelesaian dengan cara ini kurang dianjurkan dalam metode ilmiah,
karena tidak mempunyai dasar ilmiah. Kadang-kadang metode ini juga dapat
memberikan jalan keluar bila intuisi ini berdasarkan analisis atau
pengalaman, dan pengetahuan yang dimiliki.
- Nursing process : Proses keperawatan merupakan suatu langkah
penyelesaian masalah yang sistematis dan didukung oleh rasionalisasi
secara ilmiah meliputi : pengkajian, perencanaan, implementasi dan
evaluasi yang merupakan suatu siklus untuk mengatasi masalah yang terjadi
pada klien.
- Scientifik methode/Research Process : Proses riset/ penelitian
merupakan suatu penyelesaian masalah berdasarkan hasil penelitian dengan
menggunakan logika, dengan pendekatan yang sistematis
d) Diagnosa Perilaku Konsumen
Pemahaman akan perilaku
konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal, yaitu
- Untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik misal: menentukan
kapan saat yang tepat peusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.
- Perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat
kebijakan publik.
- Pemasaran sosial yaitu penyebaran ide diantara konsumen.
- Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang
dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.
3. Evaluasi Alternatif
Sebelum Pembelian
a) Kriteria Evaluasi
Saat
melakukan suatu keputusan pembelian, konsumen harus bisa menentukan prioritas
terhadap pembelian yang tepat supaya tidak melakukan kesalahan dalam
mendapatkan barang dan jasa yang dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari. Dalam
mengambil keputusan mengenai pembelian suatu barang, harus memperhatikan yang
mana kebutuhan yang penting dan jumlah uang yang kita punyai.
Menurut
Kotler (2005) Kriteria evaluasi, salah satu aktivitas dalam proses pengambilan
keputusan konsumen, memegang peranan penting dalam memprediksi perilaku
pembelian konsumen. Saat konsumen melakukan aktivitas ini, mereka sedang
mempertimbangkan atribut-atribut yang terdapat pada satu produk dan menilai
atribut mana yang lebih penting untuknya yang ia gunakan sebagai dasar
keputusan memilih produk.
b) Menentukan Alternatif
Pilihan
Seorang
konsumen yang sudah terkait mungkin mencari lebih banyak informasi tetapi
mungkin juga tidak. Bila dorongan konsumen kuat dan produk yang dapat memuaskan
ada dalam jangkauan, konsumen kemungkinan akan membelinya. Bila tidak, konsumen
dapat menyimpan kebutuhan dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi yang
berhubungan dengan kebutuhan tersebut.
Setelah
konsumen mendapatkan berbagai informasi, konsumen akan menentukan alternatif
yang ada. JIka kriteria yang akan menjadi alternatif pilihan sudah ditentukan
barulah konsumen menentukan alternatif produk yang menjadi pilihan.
c) Menaksir Alternatif
Pilihan
Ada tiga cara pandang dalam
menganalisis alternatif keputusan konsumen :
- Sudut Pandang Ekonomis
Konsumen
sebagai orang yang membuat keputusan secara rasional, yang mengetahui semua
alternatif produk yang tersedia dan harus mampu membuat peringkat dari setiap
alternative yang ditentukan lalu dipertimbangkan dari kegunaan dan kerugiannya
serta harus dapat mengidentifikasikan satu alternatif yang terbaik.
- Sudut Pandang Kognitif
Kosumen
merupakan pengolah informasi yang selalu mencari dan mengevaluasi informasi
tentang produk dan gerai. Pengolah informasi selalu berujung pada pembentukan
pilihan, terjadi inisiatif untuk membeliatau menolak produk.
- Sudut Pandang Emosional
Menekankan
emosi sebagai pendorong utama, sehingga konsumen membeli suatu produk.
Seseorang berusaha mendapatkan produk favoritnya, apapun yangterjadi.
Benda-benda yang menimbulkan kenangan juga dibeli berdasarkan emosi.
Mendapatkan produk yangmembuat perasaannya lebih baik merupakan keputusan yang
rasional.
d) Menyeleksi Aturan
Pengambilan Keputusan
Setelah
konsumen menerima pengaruh dalam kehidupannya maka mereka sampai pada keputusan
membeli atau menolak produk. Pemasar dianggap berhasil jika pengaruh-pengaruh
yang diberikannya menghasilkan pembelian dan atau dikonsumsi oleh konsumen.
Keputusan konsumen, tingkatan-tingkatan dalam pengambilan keputusan, serta
pengambilan keputusan dari sudut pandang yang berbeda bukan hanya untuk
menyangkut keputusan untuk membeli, melainkan untuk disimpan dan dimiliki oleh
konsumen.
Dalam menyeleksi aturan
pengambilan keputusan terdapat suatu hal yang perlu diperhatikan,yang paling
utama adalah yang paling penting dalam memenuhi berbagai kriteria yang dapat
dicapai oleh produk tersebut agar dapat memuaskan konsumen
4. Pembelian
a) Proses Keputusan Membeli
Proses
pembelian bermula dari mengenali kebutuhan.kebutuhan dapat dipicu oleh stimulus
internal pada saat kebutuhan normal seperti perasaan lapar, haus, dsb. Dari
pengalaman yang pernah terjadi, orang dapat mempelajari cara mengatasi
kebutuhan-kebutuhan dan mencari jalan untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Kebutuhan
juga dapat dipicu oleh stimulus eksternal seperti contoh iklan. Iklan yang
menawarkan suatu produk atau jasa dapat menjadikan seseorang menyadari kebutuhannya.
- Information Search (Mencari Informasi)
Konsumen
secara disadari atau tidak akan mencari informasi. Jika motivasinya kuat dan
produk yang sesuaidengan kebutuhan dan harganya yang terjangkau, mungkin ia
akan membelinya. Jika tidak barangkali konsumen hanya dapat mengingat kebutuhan
tersebut atau mencari informasi sebatas yang berkaitan dengan kebutuhannya. Jumlah
pencarian yang dilakukan akan sangat ditentukan oleh kuatnya dorongan motivasi,
jumlah informasi awal yang didapat, dan kemudahan dalam memperoleh lebih banyak
informasi dan kepuasan yang didapat dari pencarian.
- Purchase Decision (Keputusan untuk Membeli )
Pada
tahap evaluasi konsumen menyusun peringkat merk dan membentuk tujuan pembelian.
Biasanya keputusan pembelian konsumen akan menetapkan untuk membeli merk yang
paling diminati. Ada dua factor yang dapat muncul diantara tujuan pembelian dan
keputusan untuk membeli. Yang pertama adalah pengaruh atau sikap pihak lain
terhadap pilihan konsumen. Yang kedua adalah faktor situasi yang tidak terduga.
Konsumen enetapkan tujuan pembelian berdasarkan bebebrapa factor seperti
pendapatan keluarga, harga yang terjangkau dan manfaat yang akan diperoleh.
Jika ada situasi yang tidak terduga seperti pemutusan hubungan kerja, akan
dapat mengubah bahkan membatalkan keputusan pembelian
b) Alternative Evaluation
(Evaluasi Alternatif)
Cara
konsumen memproses informasi untuk sapmpai pada pemilihan merk disebut evaluasi
alternative. Ada beberapa konsep dasar proses evaluai konsumen:
- Setiap konsumen berusaha untuk memenuhi beberapa kebutuhan dan
mencari manfaat tertentu yang dapat diperolehdengan membeli produk atau
jasa.
- Konsumen akan memperhatikan tingkat perbedaan pada setiap
keunggulan sifat produk.
- Konsumen berkemungkinan untuk mengembangkan ketetapan rasa percaya
pada suatu merk dengan merinci setiap keunggulannya. Pengembangan
kepercayaan pada merk tertentu ini kemudian dikenal dengan citra merk.
Referensi
http://dimasmandala.wordpress.com/2011/12/01/segmentasi-pasar-dan-analisis-demografi-terhadap-perilaku-konsumen/
http://putuayuniken.blogspot.com/2014/01/diagnosa-perilaku-konsumen.html
http://nmn93.wordpress.com/2014/10/18/4-evaluasi-alternatif-sebelum-pembelian/
http://kenalmanajemen.blogspot.com/2013/01/proses-keputusan-pembelian.html
0 comments:
Post a Comment