1. PERAN
MANAJEMEN KINERJA
PENGERTIAN
MANAJEMEN KINERJA
Manajemen
kinerja adalah suatu proses yang dirancang untuk meningkatkan kinerja
organisasi, kelompok, dan individu yang digerakkan oleh para manajer. Manajemen
kinerja mencakup pengkajian ulang terhadap kinerja secara berkesinambungan dan
dilakukan secara bersama berdasarkan kesepakatan mengenai sasaran, keahlian,
kompetensi, rencana kerja dan pengembangan, serta pengimplementasian rencana
peningkatan dan pengembangan lebih lanjut.
Kinerja
sendiri adalah suatu hal yang berorientasi ke masa depan, disesuaikan spesifik
berdasarkan kondisi khusus dari setiap organisasi/individu dan didasarkan atas
suatu model kausal yang menghubungkan antara input dan output.
Jadi,
kesimpulan dari manajemen kinerja adalah kegiatan yang mengkaji ulang kinerja
secara berkesinambungan untuk meningkatkan dan mengembangkan kinerja lebih
lanjut.
Penilaian kinerja merupakan alat yang bermanfaat tidak hanya untuk
mengevaluasi kerja dari para karyawan, tetapi juga untuk mengembangkan dan
memotivasi karyawan. Pada intinya, penilaian kinerja dapat dianggap sebagai
alat untuk memverifikasi bahwa karyawan memenuhi standar kinerja yang telah
ditetapkan. Penilaian kinerja dapat pula merupakan cara untuk membantu karyawan
mengelola kinerja mereka.
TUJUAN MANAJEMEN KINERJA
Tujuan
umum manajemen kinerja adalah menciptakan budaya para individu dan kelompok
memikul tangggung jawab bagi usaha peningkatan proses kerja dan kemampuan yang
berkesinambungan.
Selain
itu, Tujuan umum manajemen kinerja adalah membangun suatu budaya dalam
perusahaan yang mendorong individu dan kelompok untuk bertanggung jawab
memperbaiki secara terus menerus kegiatan operasional perusahaan serta
kemampuan dan kontribusi mereka. Tujuan untuk menerapkan manajemen kinerja
sebaiknya ditentukan dan disetujui oleh manajemen puncak.
MANFAAT MANAJEMEN KINERJA
Suatu
organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan organisasi. Pencapaian tujuan
organisasi menunjukkan hasil kerja/prestasi organsisasi dan menunjukkan kinerja
organisasi. Hasil kerja organisasi diperoleh dari serangkaian aktivitas yang
dijalankan. Aktivitas tersebut dapat berupa pengelolaan sumberdaya organisasi
maupun proses pelaksanaan kerja yang diperlukan untuk mencapai tujuan
organisasi. Untuk menjamin agar aktivitas tersebut dapat mencapai
hasil yang diharapkan, diperlukan upaya manajemen dalam pelaksanaan
aktivitasnya.
Dengan
demikian, hakikat manajemen kinerja adalah bagaimana mengelola seluruh kegiatan
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Manajemen kinerja bukannya memberi manfaat kepada organisasi saja tetapi juga
kepada manajer dan individu. Bagi organisasi, manfaat manajemen kinerja adalah
menyesuaikan tujuan organisasi dengan tujuan tim dan individu, memperbaiki
kinerja,memotivasi pekerja, meningkatkan komitmen, mendukung nilai-nilai inti,
memperbaiki proses pelatihan dan pengembangan, meningkatkan dasar ketrampilan,
mengusahakan perbaikan dan pengembangan berkelanjutan, mengusahakan basis
perencanaan karier, membantu menahan pekerja terampil agar tidak pindah,
mendukung inisiatif kualitas total dan pelayanan pelanggan, mendukung program
perubahan budaya.
Bagi
manajer, manfaat manajemen kinerja antara lain: mengupayakan klarifikasi
kinerja dan harapan perilaku, menawarkan peluang menggunakan waktu secara
berkualitas, memperbaiki kinerja tim dan individual, mengusahakan penghargaan
nonfinansial pada staf, membantu karyawan yang kinerjanya rendah, digunakan
untuk mengembangkan individu, mendukung kepemimpinan, proses motivasi dan
pengembangan tim, mengusahakan kerangka kerja untuk meninjau ulang kinerja dan
tingkat kompensasi.
Bagi
individu, manfaat manajemen kinerja antara lain dalam bentuk: memperjelas peran
dan tujuan, mendorong dan mendukung untuk tampil baik, membantu pengembangan
kemampuan dan kinerja, peluang menggunakan waktu secara berkualitas, dasar
objektivitas dan kejujuran untuk mengukur kinerja, dan memformulasi tujuan dan
rencana perbaikan cara bekerja dikelola dan dijalankan.
Ada beberapa manfaat yang dapat
diperoleh organisasi dengan menerapkan Sistem Manajemen Kinerja yaitu:
1) Dapat meningkatkan prestasi kerja karyawan, baik secara individu
maupun kelompok, karena disini atasan
dan bawahan diberi kesempatan untuk memenuhi aktualisasi diri dalam kerangka
pencapaian tujuan perusahaan dengan menetapkan sendiri sasaran kerja dan
standar prestasi yang harus dicapai dalam kurun waktu tertentu.
2)
Peningkatan yang terjadi
pada prestasi karyawan secara perorangan pada akhirnya akan mendorong kinerja
sumber daya manusia secara keseluruhan yang direfleksikan dalam kenaikan
produktivitas.
3)
Merangsang minat dalam
pengembangan pribadi dengan tujuan meningkatkan hasil karya dan prestasi
pribadi serta potensi karyawan dengan cara memberikan umpan balik pada mereka
tentang prestasi kerjanya.
4)
Membantu perusahaan untuk
dapat menyusun program pengenbangan dan pelatihan karyawan yang lebih tepat
guna. Dan nantinya diharapkan usaha ini akan membantu perusahaan untuk
mempunyai pasokan tenaga yang cakap dan terampil yang cukup untuk pengembangan
perusahaan di masa depan.
5)
Menyedikan alat/sarana
untuk mebandingkan prestasi kerja karyawan denagn tingkat imbalan/gajinya
sebagai bagian dari kebijakan dan system imbalan yang baik.
6) Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengeluarkan perasaannya
tentang pekerjaan atau hal-hal yang berkaitan dengannya. Dengan demikian jalur
komunikasi dan dialog akan terbuka sehingga dapat diharapkan bahwa proses
penilaian prestasi kerja akan mengeratkan hubungan antara atasan dan bawahan.
TANTANGAN MANAJEMEN
KINERJA
Tantangan
yang dihadapi majemen kinerja adalah kecenderungan dihindari baik oleh manajer
maupun pekerja. Dan mereka memiliki alasan masing-masing. Dimata manajer,
manajemen kinerja merupakan tambahan beban kerja, disamping menjalankan tugas
yang selama ini sudah dikerjakan. Sementara itu, dipihak pekerja, masih banyak
keraguan karena belum memahami sepenuhnya akan manfaat manajemen kinerja bagi
dirinya sendiri.
Adapun
solusi terhadap permasalahan mengenai tantangan pelaksanaan manajemen kinerja
menurut pemakalah adalah:
1) Menanamkan
dalam diri manajer maupun karyawan bahwa manajemen kinerja sangat urgen atau
penting untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kerja baik manajer maupun
kayawan, sehingga akan mampu meningkatkan produktiftas dan mencapai
tujuan perusahaan sesuai target dan perencanaan perusahaan.
2) Mengetahui
dan Memahami manfaat manajemen kinerja, yaitu meningkatkan disiplin kerja baik
manajer maupun karyawan.
3) Tidak
menganggap manajemen kinerja sebagai beban, namun sebaliknya menganggap
manajemen kinerja sebagai kebutuhan bagi sebuah perusahaan.
KRITERIA KEBERHASILAN
MANAJEMEN KINERJA
Keberhasilan
kinerja akan membawa dampak positif terhadap hasil kerja yang efektif yang
mampu mencapai tujuan dari sebuah instansi perusahaan. Oleh karenanya, instansi
yang melakukan manajemen kinerja pada perusahaannya akan mampu memperoleh
kinerja yang efektif. Maka, manajemen kinerja dapat dinyatakan berhasil apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut:
1) Proses
manajemen kinerja telah memungkinkan pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh
individu dari pekerjaan dapat dipergunakan untuk memodifikasi tujuan
organisasi.
2) Proses
penyelenggaraan manajemen kinerja dapat disesuaikan dengan pekerjaan sebenarnya
dari organisasi dan bagaimana kinerja pada umumnya dikelola.
3) Manajemen
kinerja dapat memberi nilai tambah dalam bentuk hasil jangka pendek maupun
pengembangan jangka panjang.
4) Proses
manajemen kinerja berjalan secara transparan dan bekerja secara jujur dan adil.
5) Pendapat
stakeholder diperhatikan tentang seberapa baik skemanya berjalan dan tindakan
diambil sesuai keperluan untuk memperbaiki berbagai proses. Jika perusahaan
memperhatikan dan berusaha memenuhi permintaan / kepentingan dari masing-masing
stakeholder, maka manejemen kinerja akan dapat berhasil.
2. EVALUASI KINERJA
PENGERTIAN EVALUASI
KINERJA
Evaluasi kinerja adalah
suatu metode dan proses penilaian dan pelaksanaan tugas seseorang atau
sekelompok orang atau unit-unit kerja dalam satu perusahaan atau organisasi
sesuai dengan standar kinerja atau tujuan yang ditetapkan lebih dahulu.
Evaluasi kinerja merupakan cara yang paling adil dalam memberikan imbalan atau
penghargaan kepada pekerja.
Tujuan evaluasi
kinerja adalah untuk menjamin pencapaian sasaran dan tujuan perusahaan dan juga
untuk mengetahui posisi perusahaan dan tingkat pencapaian sasaran perusahaan,
terutama untuk mengetahui bila terjadi keterlambatan atau penyimpangan supaya
segera diperbaiki, sehingga sasaran atau tujuan tercapai. Hasil evaluasi
kinerja individu dapat dimanfaatkan untuk banyak penggunaan.
1. Peningkatan kinerja
2. Pengembangan SDM
3. Pemberian
kompensasi
4. Program peningkatan
produktivitas
5. Program kepegawaian
6. Menghindari
perlakuan diskriminasi
TUJUAN EVALUASI KINERJA
Informasi yang
dihasilkan oleh sistem penilaian prestasi kerja dapat digunakan untuk
mengembangkan pribadi anggota-anggota organisasi, yang meliputi:
1. Mengukuhkan Dan
Menopang Prestasi Kerja. Umpan balik prestasi kerja (performance feedback)
merupakan kebutuhan pengembangan yang utama karena hampir semua karyawan ingin
mengetahui hasil penilaian yang dilakukan.
2. Meningkatkan
Prestasi Kerja. Tujuan penilaian prestasi kerja juga untuk memberikan pedoman
kepada karyawan bagi peningkatan prestasi kerja di masa yang akan datang.
3. Menentukan
Tujuan-Tujuan Progresi Karir. Penilaian prestasi kerja juga akan memberikan
informasi kepada karyawan yang dapat digunakan sebagai dasar pembahasan tujuan
dan rencana karir jangka panjang.
4. Menentukan
Kebutuhan-Kebutuhan Pelatihan. Penilaian prestasi kerja individu dapat
memaparkan kumpulan data untuk digunakan sebagai sumber analisis dan
identifikasi kebutuhan pelatihan.
FAKTOR-FAKTOR EVALUASI KINERJA
Tiga dimensi kinerja yang perlu dimasukkan dalam penilaian prestasi kerja, yaitu:
Tiga dimensi kinerja yang perlu dimasukkan dalam penilaian prestasi kerja, yaitu:
1. Tingkat
kedisiplinan karyawan sebagai suatu bentuk pemenuhan kebutuhan organisasi untuk
menahan orang-orang di dalam organisasi, yang dijabarkan dalam penilaian
terhadap ketidakhadiran, keterlambatan, dan lama waktu kerja.
2. Tingkat kemampuan
karyawan sebagai suatu bentuk pemenuhan Kebutuhan organisasi untuk memperoleh
hasil penyelesaian tugas yang terandalkan, baik dari sisi kuantitas maupun
kualitas kinerja yang harus dicapai oleh seorang karyawan.
3. Perilaku-perilaku
inovatif dan spontan di luar persyaratan-persyaratan tugas formal untuk
meningkatkan efektivitas organisasi, antara lain dalam bentuk kerja sama,
tindakan protektif, gagasan-gagasan yang konstruktif dan kreatif, pelatihan
diri, serta sikap-sikap lain yang menguntungkan organisasi.
3. PENINGKATAN KINERJA
Peningkatan
kinerja adalah proses untuk meningaktkan kemampuan kerja, penampilan kerja atau
performance kerja seseorang yang dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Peningkatan
kinerja yang efektif dapat mempengaruhi sekaligus dua hal yaitu : kualitas
kerja dan produktifitas. Dalam melakukan penilaian terhadap kinerja pegawai ada
beberapa hal yang dijadikan sebagai tolak ukur atau standar yang sering
digunakan dalam melakukan penilaian kinerja. Standar kinerja itu sendiri
dirumuskan sebagai tolak ukur untuk mengadakan perbandingan antara apa yang
telah dilakukan dengan apa yang diharapkan dan kaitannya dengan pekerjaan atau
jabatan yang telah dipercayakan kepada seseorang. Standar tersebut dapat
dijadikan ukuran dalam mengadakan pertanggungjawaban terhadap apa yang
dilakukan.
0 comments:
Post a Comment